CIANJUR – Warga Perumahan Puncakmanis di Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu korban banjir bandang mengadu ke Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian. Mereka menyebut penyebab banjir diduga berasal dari bangunan lembaga pendidikan boarding school.
Bangunan tersebut diketahui didirikan di atas saluran air. Kondisi itu diyakini mereka menyebabkan terjadinya penyempitan daerah aliran sungai (DAS).
Gatot (38), warga setempat, mengatakan terjadinya penyempitan saluran air atau gorong-gorong di sekitar bangunan salah satu lembaga pendidikan boarding school memicu luapan air. Akibatnya, saat turun hujan sangat lebat terjadi banjir yang berdampak merendam puluhan rumah warga perumahan.
“Sekitar 80 unit rumah, termasuk punya saya kena banjir, malah rumah saya jebol dan enam motor milik saya juga hancur. Padahal motor itu untuk dijual. Bisnis saya jadi rugi,” kata Gatot, Selasa, 29 April 2025.
Sebelum kejadian, Gatot dan warga lainnya sudah sering mempertanyakan pembangunan yang dilakukan pengelola lembaga pendidikan boarding school. Tapi aspirasi mereka kerap tak direspons.
“Ketika kami tanyakan pembangunan tersebut diduva tidak ada izinnya, kemudian dampaknya banjir, dijawab pengelolanya kami tidak mendukung pendidikan lah. Makanya kami biarkan saja,” ujarnya.
Pengelola lembaga pendidikan, ustaz Jajang, mengaku tidak mengetahui secara detail mengenai pembangunan bangunan boarding school yang didirikan di atas saluran air.
“Kalau saya hanya pengelola dan dipercaya mengajar oleh pemilik. Saat ini pemiliknya sudah almarhum. Sementara ahli warisnya tidak tinggal di sini. Untuk izin pembangunannya sama sekali tidak tahu,” kata Jajang.
Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian, mengatakan berdasarkan peninjauan lapangan, bangunan tersebut didirikan di atas saluran air sehingga memicu terjadinya luapan air hingga menyebabkan banjir bandang.
“Setelah saya telusuri aliran air tidak bisa keluar karena terhalang bangunan. Ini jelas izinnya tidak ada,” pungkasnya. (bay)