CIANJUR – Warga Desa Situhiang dan Pangadegan di Kecamatan Pagelaran was-was. Pasalnya, bencana pergerakan tanah di wilayah mereka terus terjadi, terutama saat ini dengan meningkatnya intensitas curah hujan.
Berdasarkan informasi, pergerakan tanah di wilayah itu terjadi sejak beberapa bulan lalu. Akibat bencana itu, sebanyak 66 rumah warga mengalami rusak berat.
Sebagian di antara warga terpaksa mengungsi. Namun sebagian lagi memilih bertahan.
Neng Ida (23), warga Desa Situhiang, mengatakan pergerakan tanah sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Namun beberapa hari terakhir, pergerakan tanah semakin parah akibat hujan deras yang mengguyur hampir setiap hari.
“Memang sebelumnya sudah terjadi pergerakan tanah yang membuat rumah retak. Tapi setiap hari semakin parah. Sampai sekarang rumah semakin rusak dan tidak bisa lagi ditempati,” kata Neng Ida, Rabu, 18 Juni 2025.
Neng Ida dan keluarganya mengungsi ke rumah kerabat. Dia khawatir kalau masih bertahan akan menjadi korban.
“Kalau tetap bertahan takutnya rumah tiba-tiba ambruk. Makanya sekarang dikosongkan dulu. Sekarang mengungsi ke rumah saudara,” tegasnya.
Camat Pagelaran Reki Nopendi mengatakan, pergerakan tanah di Desa Situhiang dan Desa Pangadegan sudah terjadi sejak April. Namun, cuaca ekstrem akhir-akhir ini membuat dampak bencana tersebut semakin meluas.
“Kalau sebelumnya rumah yang terdampak hanya mengalami kerusakan ringan, tetapi sekarang jadi rusak berat. Jadi dampaknya meluas dan lebih merusak,” kata Reki.
Terdapat sekitar 200 rumah yang terdampak. Sebanyak 66 unit di antaranya dalam kondisi rusak berat.
“Data terakhir di Desa Situhiang ada 34 rumah rusak berat dan di Desa Pangadegan ada 32 rumah yang rusak berat. Selebihnya rusak ringan,” tuturnya.
Reki menyebut warga yang rumahnya rusak sudah mengungsi ke rumah kerabat. Tetapi ada juga yang memilih untuk bertahan dan tinggal rumahnya.
“Sebagian sudah mengungsi, tapi ada juga yang tinggal. Kami terus pantau perkembangannya. Kalau memang kerusakaannya sudah parah kami akan evakuasi seluruhnya. Kami juga terus koordinasi dengan BPBD untuk penanganan lebih lanjut,” pungkasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Kusmanawijaya mengaku, sudah menerjunkan tim untuk mendata kembali rumah yang terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Pagelaran.
“Tim sudah diturunkan untuk cek kondisi terkini dan data terbaru rumah yang terdampak. Kami akan bahas hasilnya dengan dinas terkait untuk penanganan jangka panjang,” pungkasnya. (wan)