CIANJUR – Sekolah Dasar Tahfidz Alquran (SDTQ) Masyuriyah di Kampung Sukasari RT 03/16 Desa/Kecamatan Ciranjang belum memiliki bangunan sendiri. Sejak berdiri sekitar 4 tahun lalu, sampai sekarang pihak sekolah menyewa rumah warga setempat.
Sedikitnya ada 6 bangunan rumah warga yang dikontrak pihak sekolah. Ruangan tersebut kemudian disulap menjadi tempat kegiatan belajar mengajar.
Setiap hari, kegiatan belajar siswa harus membaur dengan aktivitas warga setempat. Sebab, ruangan kelas berada di permukiman penduduk.
Namun, para siswa tetap semangat belajar. Mereka tidak terhambat meskipun setiap kali belajar harus dihadapkan dengan aktivitas warga.
Kepala SDTQ Masyuriyah Dadang Husman menjelaskan, sudah hampir empat tahun pihak sekolah mengontrak rumah warga untuk kegiatan belajar mengajar. Apalagi jumlah siswa relatif cukup banyak.
Dari 6 ruangan yang disewa, pihak sekolah membagi menjadi 3 kelas untuk dipakai 85 siswa kelas 2, 3 dan 4. Saat ini, SDTQ Masyuriyah memiliki total siswa sebanyak 111 orang.
“Dari 6 ruangan, kami buat menjadi 3 kelas dengan menjebol dinding-dinding agar lebih luas lagi. Kalau kelas 1 ada 2 ruangan kelas yang sudah dibangun,” tutur Dadang, Rabu, 14 Mei 2025.
Setiap bulan pihak sekolah harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah untuk menyewa rumah kontrakan.
“Harga sewa satu ruangan itu Rp400 ribu. Kalau dikalikan 6 ruangan totalnya jadi Rp2,4 juta,” kata dia.
Dadang berharap, ada bantuan untuk pembangunan ruang kelas agar sekolah tidak menyewa lagi rumah kontrakan.
“Harapannya yang melihat dan mendengar tolong bantu kami untuk kemajuan rumah tahfidz ini,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Rumah Tahfidz Masyuriyah, Abep Diki Imansyah, menjelaskan sebetulnya pihak sekolah sudah mempunyai lahan wakaf. Namun, sampai saat ini belum mempunyai anggaran membangunnya
“Kami punya tanah wakaf seluas 3 ribu meter persegi. Harapan kami, mudah-mudahan bisa segera digunakan membangun ruang kelas,” kata Abep. (bay)