CIANJUR – Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Cianjur menilai Kabupaten Cianjur belum ramah penyandang disabilitas. Dari sektor pendidikan misalnya, hingga kini masih minim akses pendidikan yang menampung siswa berkebutuhan khusus.
Ketua PPDI Kabupaten Cianjur, Tanti Trisani, menyebutkan saat ini hanya terdapat 8 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Cianjur. Jika mengacu jumlah penyandang disabilitas sekitar 1.000 orang, keberadaan SLB belum berbanding ideal.
“Kami menilai, akses pendidikan bagi penyandang disabilitas memang masih cukup minim. Sebagian SLB belum merata karena kebanyakan berada di wilayah kota. Sementara di wilayah selatan misalnya, hanya ada satu SLB berstatus negeri. Lokasinya di Kecamatan Sukanagara,” kata Tanti, Senin, 28 April 2025.
Tanti menyarankan pemerintah memaksimalkan sekolah inklusi di masing-masing lembaga pendidikan. Sebab, SLB mengkhususkan kepada kelompok difabel.
“Untuk pendidikan inklusi itu sebetulnya sudah ada peraturan bupatinya. Seharusnya, di setiap kecamatan minimal ada 1 sekolah inklusi. Contoh sekolah inklusi yaitu di SD Bojongherang yang penggagasnya ibu Heni Handayani,” ujarnya.
Kepala KCD Pendidikan Wilayah IV Jabar, Nonong Winarni, mengaku Pemprov Jabar berupaya memperhatikan akses pendidikan bagi kaum disabilitas. Salah satunya dengan menambah jumlah SLB.
“Saat ini kan di Cianjur baru ada satu SLB negeri di Kecamatan Sukanagara. Tahun depan mudah-mudahan terealisasi pembangunan SLB negeri di Kecamatan Sindangbarang,” kata Nonong. (bay)