Cianjur – Peristiwa kaburnya tujuh tahanan di Pengadilan Negeri (PN) Cianjur beberapa hari lalu ditanggapi oleh Konselor Psikologi asal Cianjur Sri Tedja.
Diketahui tahanan yang bernama Asep Gunawan alias Haji, Triyandi alias Ogut, Akbar Maulana, Riko Permana, Yeri Abdul alias Jeri, Ujang Irfan alias Boncel, Rifki Mahesa alias Iki berhasil menjebol jendela tralis toilet di ruangan tahanan PN Cianjur pasca menjalani sidang.
Namun, Asep Gunawan alias Haji berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Mande.
Sri Tedja mengatakan, kaburnya tahanan mencerminkan rasa keinginan untuk dapat bebas terisolasi dari dunia luar, kehilangan kebebasan yang berlaku di norma-norma masyarakat agama dan negara.
“Mereka sudah merasakan ada tekanan ditambah sebelum sidang ini merasakan hidup di tahanan atau lingkungannya, tekanan dalam satu sel itu banyak teman berdempet-dempetan, panas untuk ke toilet di memakai waktu dan sebagainya,” kata Sri Tedja, Kamis, (28/03/2024).
Tekanan yang didapatkan memunculkan stres sehingga mengambil jalan pintas untuk melarikan diri.
“Ketika mereka stres tidak bisa beradaptasi maka tidak akan memikirkan hal lain, ketika ada kesempatan mereka langsung kabur,” ujarnya.
Selain itu, dalam kacamata psikologi, para tahanan juga merasakan kehilangan keluarga setelah tindakan yang berujung masuk jeruji besi.
“Ditambah ada merasakan kehilangan keluarga, anak dan istri menambah beban,” pungkasnya. (bay)