Cianjur – Kasus perpeloncoan dan kekerasan oleh senior pada siswa SMP di Yayasan Pendidikan Terpadu Riyadhul Huda di Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur berakhir damai.
Kasatreskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto, mengatakan siswa yang melakukan perundingan dan penendangan beserta para korban sempat diperiksa di Mapolres Cianjur. Pelaku yang sempat diamankan pun dikembalikan pada orangtuanya.
Namun para korban enggan melapor dan memilih untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
“Korban tidak membuat laporan. Diselesaikan secara kekeluargaan. Jadinya korban dan pelaku berdamai,” ujarnya, Sabtu (22/7/2023).
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial sejumlah pelajar SMP di Yayasan Terpadu di Kabupaten Cianjur, menjadi korban perundungan dan kekerasan oleh seniornya. Bahkan korban ditendang saat melakukan push up.
Dalam video berdurasi 29 detik itu terlihat beberapa siswa tengah melakukan melakukan push up di halaman sekolah.
Dalam video juga terlihat tiga orang yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan berdiri sembari memperhatikan mereka.
Namun tidak lama, salah seorang senior berseragam putih abu mendekati salah satu siswa yang push up kemudian menendangnya.
Terungkap aksi perundungan dan kekerasan itu terjadi di lingkungan sekolah Yayasan Riyadhul Huda di Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur.
Ketua Yayasan Pendidikan Terpadu Ponpes Riyadhul Huda, Obi Baehaki, mengatakan, aksi kekerasan tersebut terjadi beberapa hari lalu di lingkungan sekolah.
Namun, Obi membantah jika hal tersebut merupakan perpeloncoan dalam kegiatan MPLS, tetapi merupakan tindakan pendisiplinan siswa.
“Informasi di media sosial kan itu perpeloncoan dalam kegiatan MPLS. Kami tegaskan itu bukan MPLS, tetapi pendisiplinan bagi siswa. Karena siswa tersebut merupakan siswa yang seringkali telat dan tidak ikut aturan,” kata dia. (wan)