Cianjur – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur mengimbau, masyarakat saling menghargai soal penetapan awal Ramadan 2024 atau 1445 Hijriah yang berpotensi berbeda.
Ketua MUI Kabupaten Cianjur KH Abdul Rauf mengatakan, potensi 99 persen penetapan awal ramadhan berbeda bisa terjadi.
“Kepastiannya kemungkinan berbeda, sudara kita Muhammadiyah sudah memutuskan awal puasa itu hari senin. Karena dasarnya wujudul hilal,” kata KH Abdul Rauf, Minggu, (10/03/2024).
Sedangkan, masyarakat yang mengacu kepada pemerintah harus bersabar dulu, karena saat ini tengah dilakukan
rukyatul hilal.
MUI Kabupaten Cianjur pun sudah memberangkatkan tim BHRT, (Badan Hisab Rukyat) ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
“Disisi lain, pemerintah akan melaksanakan rukyatul hilal. Berdasarkan perhitungan hisab, memang sudah kelihatan hilalnya tetapi di bawah satu derajat,” ujarnya.
KH Abdul Rauf pun mengimbau, agar saling menghormati perbedaan awal Ramadhan.
“Himbauan MUI Cianjur sama halnya dengan Kementrian Agama (Kemenag) bahwa perbedaan itu jangan menjadi permasalahan tetap harus saling menghargai, menghormati serta menjaga ukhuwah,” pungkasnya. (bay)