Cianjur – Puluhan warga Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur jadi korban paket umrah bodong terduga berinisial HM.
Dalam menjalankan aksinya HM menawarkan biaya murah Rp6 juta hingga Rp12 dengan modus para calon jemaah umrah telah dijamin pembiayaannya oleh masing-masing donatur berbeda-beda di Arab Saudi yang merupakan kenalan dari bosnya H.
Aksi HM pun berujung pelaporan ke polisi oleh salah satu calon jemaah umrah sekaligus koordinator.
Aban Muhammad Sya’ban (32), salah satu korban dugaan paket umrah bodong mengatakan, terduga HM awalnya menawarkan paket umrah karena dipercaya menjadi semacam agen yang direkrut oleh saudari H asal Jakarta.
Selain itu, paket umrah bodong itu pun memiliki sistem dengan merekrut orang lain untuk menjadi sales atau MLM.
“Jadi setau saya memang merekrut tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama agar menyampaikan ke masyarakat sehingga para calon jemaah ini percaya, kemudian tertarik. Bahkan saya pun menjadi salah satu koordinator. Saya daftar itu sekitar bulan Agustus tahun 2023,” kata Aban, Senin, (15/01/2024).
Untuk lebih meyakinkan, saudara-saudara HM diberangkatkan untuk mengikuti program umrah gratis.
Aban menambahkan, kedok umrah bodong itu baru terbongkar setelah para jemaah tak kunjung diberangkatkan.
“Alasannya beragam, malah ketika ditanyakan belum adanya pemberangkatan berdasarkan jadwal yang ditetapkan karena ada Perang Israel dan Palestina sehingga donatur belum dapat mengirimkan uang biaya umrah para calon jemaah haji,” ujarnya.
Atas dasar dugaan penipuan atau penggelapan uang, Aban melaporkan HM ke polisi.
“Saya telah melaporkan HM ke Polres Cianjur didampingi kuasa hukum, total kerugian para calon jemaah sebanyak 53 orang dari Tanggeung dan Cibinong, Bandung serta Ciamis mencapai Rp250 juta,” paparnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Aban, Topan Nugraha mengatakan, selain korban calon jemaah umrah bodong yang di bawah kliennya, ada korban-korban lainnya mencapai ratusan orang.
“Yang lain juga banyak tetapi belum laporan ke saya, korban calon jemaah umrah ini sampai 400 orang itu di bawah 12 koordinator,” kata Topan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan penipuan atau penggelapan uang dengan modus jasa layanan umrah.
“Betul, kasus ini sedang kami selidiki dan tengah berproses,” kata AKP Tono Listianto. (bay)