Cianjur – Bupati Cianjur Herman Suherman meminta para orangtua untuk melarang anaknya keluar saat malam hari di Bulan Suci Ramadhan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang sarung.
Menurut Herman, meskipun baru menginjak hari ketiga, tetapi sudah banyak informasi terjadinya perang sarung di wilayah Cianjur.
Bahkan pada hari kedua puasa, diketahui perang sarung terjadi di wilayah perkotaan menyebabkan kaca salah satu rumah makan pecah.
“Banyak informasi adanya perang sarung. Bahkan bukan hanya menggunakan sarung tetapi menggunakan batu. Akibatnya kaca rumah makan pecah. Tentu ini jadi hal yang meresahkan di bulan suci ini,” kata dia, Jumat (15/3/2024).
Menurutnya untuk mengantisipasi aksi serupa, dirinya meminta orangtua juga terlibat. Salah satunya dengan memastikan anak-anaknya ada di rumah setelah salah tarawih.
“Jadi kita berlakukan jam malam. Maksimal jam 10 malam sudah di rumah. Jangan biarkan anak keliaran saat malam hari atau menjelang waktu sahur. Karena di waktu tersebut menjadi waktu yang rentan terjadinya perang sarung,” kata dia.
“Peran serta orangtua ini penting. Karena perilaku anaknya akan lebih mudah diatur dengan peran orangtua,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Herman, pihaknya juga akan menggelar pesantren kilat di masjid Agung Cianjur untuk menempa akhlak dan kepribadian remaja di Kota Santri.
“Rencananya mulai Senin (18/3) depan kita akan menggelar pesantren kilat. Supaya anak-anak bisa lebih terarah. Dengan pendekatan secara keagamaan diharapkan tidak ada lagi perang sarung yang meresahkan,” pungkasnya. (wan)