Cianjur – Pedagang di Blok C Pasar Muka Cianjur, Aminah (44) mendapatkan keluhan dari emak-emak atau ibu-ibu soal mahalnya harga beras.
Meski, tidak berdampak kepada omzet dagangan di toko beras miliknya, namun keluhan dari pelanggan menurut Aminah merupakan hal yang harus didengar oleh Pemerintah.
Aminah mengatakan, para pembeli terutama kaum perempuan lebih banyak mengeluh, tetapi mau tak mau tetap membeli beras.
“Pembeli suka ngeluh terutama emak-emak, karena harga beras tinggi. Tapi tetap beli karena kan kebutuhan pokok,” kata Aminah, Kamis, (22/02/2024).
Harga beras saat ini sebut Aminah, merupakan paling tertinggi yang pernah dialami semenjak menjadi pedagang beras bersama suaminya.
“Paling tinggi harganya, sudah tiga bulan dirasakan, beras medium kemarin Rp14 ribu/kg, sekarang Rp16 ribu dan premium Rp13 ribu/kg kini Rp17 ribu,” ujarnya.
Mengenai, penyebab kenaikan salah satu dari sembilan bahan pokok itu Aminah tidak mengetahuinya.
“Saya sih kurang tau, karena kan yang belanja suami, hanya saja dengar-dengar. Penyebabnta karena stok kurang dari distributor,” paparnya.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi UKM, Perdagangan Dan Perindustrian (Diskuperdagin) Mulyana mengatakan, untuk menekan harga beras pihaknya bekerjasama dengan Bulog mensosialisasikan kepada pedagang atau distributor beras untuk belanja beras SPHP agar tidak terlalu mahal.
“Karena beras medium dijual paling tinggi itu Rp10.500 HET nya,” kata Mulyana.
Selain itu, sebut dia, Pemkab Cianjur juga memiliki suatu program untuk menekan angka beras yang tinggi.
“Pemkab Cianjur menggalakkan gerakan pangan murah di desa-desa, kemarin kami mengadakan di Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah dan akan dilakukan di wilayah lainnya,” pungkasnya. (bay)